SAP
(SATUAN
ACARA PEMBELAJARAN)
- TOPIK :
- SUB TOPIK : Penanganan terjadinya
kejang demam pada Anak
- TUJUAN :
Tujuan
Umum : Setelah mengikuti
penyuluhan selama 1x 60 menit diharapkan masyarakat khusus ibu-ibu mampu
mengetahui bagaiman pencegahan terjadinya kejang demam pada Anak agar tidak
mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Tujuan
Khusus :
1.
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui apa yang dimaksud
dengan kejang demam
2.
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui tanda dan gejala kejang
demam pada anak
3.
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui bagaimana penanganan
yang harus diberikan pada saat anak mengalami kejang demam
4.
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui mekanisme terjadinya
kejang demam
5.
Masyarakat (ibu-ibu)
mengetahui cara alternative yang digunakan saat anak mengalami kejang demam
6.
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui bagaimana sikap dalam
menghadapi anak dengan kejang demam
7.
Masyarakat (Ibu-ibu) mengetahui pola hidup bersih dan
sehat sangat berpengaruh pada proses terjadinya kejang demam
- WAKTU : 25 November 2010 pada
pukul 08.30 s/d 10.00
- TEMPAT : Desa Kruwed RT03/RW01
- SASARAN :
Masyarakat khususnya ibu-ibu
- METODE :
·
Ceramah
·
Tanya Jawab
·
Demonstrasi
- MEDIA :
1.
Leaflet
2.
Botol aqua bekas yang dibuat sebagi tempat cuci tangan
untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat
3.
Speaker aktif untuk memutar video penanganan kejang
demam pada anak
4.
LCD dan Layar LCD
5.
Mix
6.
Camera digital untuk pendokumentasian
PELAKSANA :
1. Penyaji :
Siti Muharomah
2. Illustrator :
Susanti Nur Oktama
3. Notulen :
Sri Wahyuni
4. Moderator :
Siti Robiah
5. Fasilitator :
Satria Agung dan Slamet Pamuji
- MATERI : Terlampir
- STRATEGI
PELAKSANAAN
JAM/WAKTU
|
TAHAP
|
RESPON
|
5 Menit
|
Orientasi
·
Memberi salam
·
Mengingatkan kontrak
·
Menjelaskan maksud dan tujuan
·
Menanyakan kesediaan
·
apersepsi
|
Menjawab salam
Peserta ingat dengan kontrak
Kooperatif,peserta mengerti tujuan
Klien bersedia
Klien mampu menjawab pertanyaan
|
20 Menit
|
Kerja
·
menjelaskan pengertian polio
·
|
Klien mendengarkan penjelasan
|
5 Menit
|
Terminasi
·
Melakukan evaluasi
·
Memberi salam penutup
|
Peserta mampu menjawab pertanyaan
Menjawab salam
|
EVALUASI :
1.
Evaluasi Persiapan
a.
Materi sudah siap 3hari sebelum dilakukan pembelajaran
b.
Media sudah siap 2hari sebelum penkes
c.
Undangan sudah diedarkan 3hari sebelum dilakukan
pembelajaran
d.
Tempat sudah siap 2hari sebelum penkes
e.
SAP sudah siap 2hari sebelum penkes
2.
Evaluasi Proses
a.
75% peserta datang tepat waktu
b.
Audiens memperhatikan pendidikan kesehatan dari
pembelajaran
c.
Media dapat digunakan dengan baik
3.
Evaluasi Hasil
a.
Apa yang dimaksud dengan kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab dengan benar
b.
Sebutkan tanda dan gejala kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menyebutkan beberapa
tanda dan gejala kejang demam dari yang telah dijelaskan oleh narasumber
c.
Bagaimana penanganan kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab dengan benar
d.
Bagaimana mekanisme terjadinya kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) mengerti mekanisme
terjadinya kejang demam
e.
Cara alternative apa yang baik digunakan dalam
penanganan kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) menjelaskan cara
alternative yang digunakan saat anak mengalami kejang demam
f.
Bagaimana sikap kita dalam mengetahui jika anak kita
mengalami kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjelaskan cara
mengahadapi ketika anak mengalami kejang demam
g.
Bagaimana cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab serta
menjelaskan pola hidup bersih dan sehat serta fungsinya
MATERI
DEFINISI
Kejang
demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak–anak yang berusia dibawah
5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat bermacam–macam tergantung dibagian
otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah
kejang umum .
Kejang merupakan
perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal
yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden,2002).
Kejang demam ialah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 380
C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah kenaikan
suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial
listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
PENYEBAB KEJANG DEMAM
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:
1.
Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama
2.
Riwayat kejang demam dalam keluarga
3.
Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau
saat suhu sudah relatif normal
4.
Riwayat demam yang sering
5.
Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut,
pneumonia, gastroenteritis akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih
(Goodridge, 1987; Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan
syaraf pusat seperti tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca
imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
6.
Produk toksik mikroorganisme terhadap otak
(shigellosis, salmonellosis)
7.
Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh
karena infeksi.
8.
Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.
9.
Gabungan dari faktor-faktor diatas.
TANDA DAN GEJALA
·
Gerakan tangan, kaki dan muka yang
menyentak-nyentak atau kaku
·
Bola mata berputar ke arah belakang kepala
·
Pernafasan bermasalah
·
Hilang kesadaran
·
Mengompol
·
Muntah
·
Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 102
F/ 38.5 C
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
Menurut Livingstone
(1970), membagi kejang demam menjadi dua :
1. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
-
Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun
-
Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
-
Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
-
Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
-
Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
-
Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
2. Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya :
-
Kejang lama dan bersifat lokal
-
Umur lebih dari 6 tahun
-
Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun
-
EEG setelah tidak demam abnormal
Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI
membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :
1. Kejang demam kompleks
Diagnosisnya :
-
Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
-
Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
-
Kejang bersifat fokal/multipel
-
Didapatkan kelainan neurologis
-
EEG abnormal
-
Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
-
Temperatur kurang dari 39 derajat celcius
2. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
-
Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
-
Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
-
Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
-
Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
-
Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
-
Temperatur lebih dari 39 derajat celcius
3. Kejang demam berulang
Diagnosisnya :
-
Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam
(Soetomenggolo, 1995)
Saat
anak mengalami Kejang Demam, hal hal penting yang harus kita lakukan antara
lain :
- Jika anak
anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.
- Letakkan
anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras
atau tajam
- Palingkan
kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat
mengalir keluar darimulut
- Jangan
menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya sendiri.
- Hubungi
dokter anak anda
- Tenang, ini
merupakan prisip utama dalam menangani kasus2 kegawatan. Jangan memegang anak untuk melawan
kejang
Pencegahan
Kebanyakan, kejang demam terjadi
dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang demam muncul sebelum orangtua
menyadari bahwa anaknya sedang sakit.
Namun, jika anda melihat akan adanya
gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya berikan acetaminophen (Tylenol,
others) atau ibuprofen (advil, motrin, others) begitu anak anda demam sehingga
resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat dikurangi dengan cara
memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang terlalu tebal dimalam
hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye’s Syndrome.
Obat-obatan (dengan resep
dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu Phenobarbital, valproic acid
(depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam (valium, diastat).
Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek samping
yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda
pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang
tetap tumbuh sehat walau mengalami kejang demam ini.